“Bu, lampunya kok mati?”
“Iya, listriknya baru di bnenerin, kamu nonton di rumah sebelah dulu saja ya”
“Yaaahhhh, ya udah deh” Rahmat lalu keluar rumahnya yg sedang di benarkan aliran listriknya itu.
Rahmat menuju rumah tetangga sebelahnya, yg di tempati oleh keluarga pak Ranu. Sesampainya di depan rumah itu, Rahmat menekan bel. Beberapa kali Rahmat menekan bel , dan tak seorang pun keluar. Karena takut film kartun kesukaanya selesai, ia langsung masuk saja ke dalam rumah karena tdk di kunci pintunya. Saat di dalam rumah, tampak tak ada seorang pun. Tak perlu malu dan sungkan Rahmat yg masih sd itu langsung saja menyalakan tv, dan melanjutkan menonton film kartun kesukaanya.
Baru beberapa menit berlalu, dan film kartun kesukaan Rahmat pun seleseai. Rahmat yg masih bingung karena rumah tetangganya itu tak nampak pemiliknya, memilih mengecek rumah itu lebih dalam. Saat sampai di kamar pak Ranu, tampak kosong, sepertinya sedang keluar. Selanjutnya tampak sebuah kamar, dan terdengar suara, saat Rahmat melihat kedalam kamar lain itu, ternyata tampak seorang perempuan telanjang bulat sedang bermain laptop.
“Eh, Rahmat, ko kamu bisa masuk rumah?”, Rahmat baru ingat, pak Ranu punya anak perempuan seorang mahasiswi bernama Lia.
“Eh, maaf kak, tadi saya mau nonton kartun, listrik mati di rumah, trus mau ke sini pintunya gak di kunci, trus saya nonton tv di bawah”,
“ooh, gitu ya”,
“kak Lia kok telanjang?”,
“Hehe, lagi pengen aja, kenapa emangnya?” Rahmat cukup heran, cewe dewasa kok telanjang, dan tampak tdk malu di lihati oleh anak laki laki.
“apa gak dingin kak?”,
“Nggak kok, udah biasa…” Rahmat sempat tertegun melihat tubuh Lia, tampak toketnya yg cukup besar dan begitu menarik baginya, juga paha mulus Lia yg menutup selangkangannya.
“Kak, lagi ngerjain apa?”,
“ini lagi main game aja, kamu mau main ndak?”,
“Boleh dong kak”,
“Ya udah, sini, kak Lia pangku aja…” Rahmat sempat malu, namun setelah itu ia sudah ada di pangkuan Lia.
Game dalam laptop itu memang cukup menarik, namun Rahmat juga bingung saat punggungnya terasa ada yg mendorong, sepertinya suatu benda yg kenyal.
“Mainnya yg bener dong dek, sini deh gantian” Lia merebut permainan game itu, sedang Rahmat masih berada di pangkuan Lia.
Wajah Lia tepat berada di sebelah wajah Rahmat, anak sd itu sempat tertegun sambil memandangi wajah cantik itu. Lia sempat menoleh, dan melihat Rahmat yg melongo,
“Kok melongo, hmm? Cup” Lia mencium pipi Rahmat, lalu lanjut bermain game.
Anak sd itu masih bingung, entah apa yg membuatnya gelisah. Rahmat kembali menonton Lia yg bermain game itu, sambil sesekali sibuk memandangi tubuh perempuan yg lebih tua darinya itu.
“Rahmat, pindah yuk, main laptopnya di kasur aja” Lia lalu berpindah kekasur sambil membawa laptopnya.
Perempuan yg telanjang itu merebahkan tubuhnya di kasur, dan menaruh laptopnya di atas toket yg indah itu. Rahmat masih bingung, entah kenapa ia masih berada di rumah itu meski film kartun kesukaannya sudah selesai.
“Rahmat, kok bengong, sini, nonton aku main aja” Rahmat lalu mendekat, dan merebahkan tubuhnya di sebelah Lia.
Rahmat melihat laptop itu bergoyang goyang, karena berada di atas toket kenyal milik Lia.
“kak, laptopnya goyang terus, mana enak mainnya”,
“iya, pegangin dong dek, kamu naik di perut aku situ” Rahmat menurut, ia naik keatas perut Lia yg mulus itu, lalu meraih laptop itu.
Tangannya memegang bagian atas laptop itu menahan gerakannya.
Entah kenapa Rahmat merasa burung kecilnya itu tegak di dalam celananya.
“Aduh, masih goyang, pegang bawahnya aja dek” Rahmat lalu memindahkan tangannya, dan sekarang tangannya memegang bagian kanan dan kiri laptop itu.
Rahmat merasakan tangannya yg di bawah menyentuh toket kenyal milik Lia. Lia tampak tersenyum sambil bermain game, Rahmat makin bingung.
“Yee, udah menang banyak nih”,
“iya kah? Wah hebat kak Lia”,
“Hehe, laptopnya taruh sana dong, Rahmat” Rahmat memindahkan laptop itu, kini Lia yg telanjang bulat itu telentang di atas kasur dengan begitu menggoda.
“Sini dek, main yg lebih asyik”,
“Main apa nih kak?”,
“Sini, kamu ke atas perutku lagi” Rahmat menurut, kembali ia mengambil posisi yg sama.
“Terus ngapain kak?”,
“Pegang ini yach” Tangan Rahmat segera dipandu oleh Lia, dan mendarat di toket sintal milik Lia.
“Terus di apain kak?”,
“Tangan kamu diputer-puter di atas situ ya, coba deh” Rahmat menurut lagi, kedua tangannya yg menempel di toket.
Lia kini berputar putar, menggoyangkan benda kenyal nan montok itu.
“Pantes laptopnya goyang kak, ini kenyal begini, kayak jeli”,
Bersama Selingkuhan Ditengah Acara Ultah Anakku
Terus saja Rahmat memutar mutar toket Lia, karena penasaran, Rahmat menepuk nepuk toket itu.
“Lucu kak bunyinya,hehe” Lia makin mendesah, kakinya bergerak gerak.
Rahmat penasaran kenapa ada benda yg mencuat dan mengeras di toket Lia.
“kak, ini kok keras begini?” Rahmat memencet dan memutar mutar puting coklat Lia.
“Aaaahn….mmmf… iya, gak papa itu…oooh… puter aja…mmmf” Rahmat dengan asyik memencet dan memutar mutar puting Lia, lalu ia teringat kalau itu puting ASI.
“Ooh, ini yg bisa keluar air susunya itu ya kak? Rahmat coba ya… mmmf” Lia mendesah keras, perempuan itu sepertinya keenakan setelah toketnya dimainkan oleh Rahmat.
Mulut Rahmat sekarang sudah menyedot nyedot puting Lia.
“Kok gak keluar susunya ya kak ? Kurang keras ya ? Mmmf” Rahmat menggigit kecil puting coklat Lia.
“Aaaahn! Uuuhf….sssh…ooooh” Rahmat seperti orang bingung, bergantian ia kenyot puting kanan dan puting kiri di toket Lia itu, anak sd itu juga meremas toket montok itu.
K0ntol mungil Rahmat tampak tegak dalam celana itu juga berdenyut menempel ke perut Lia.
“Aduh kak, Rahmat mau pipis”,
“Pipis di sini aja dek, buka aja, oooh” Rahmat menurut, ia membuka celananya, croot, cairan putih menetes di toket Lia.
Rahmat masih bingung karena yg keluar bukan air kencing.
“Kok yg keluar putih ya kak?” Lia lalu mengangkat Rahmat, dan merebahkan tubuh anak sd itu di kasur, langsung saja k0ntol mungil itu di lahap masuk dalam mulutnya.
“kak, kok burung Rahmat diemut?” Tanpa menjawab, Lia menjilati burung kecil dalam mulutnya itu dengan hebat, Rahmat tampak merem melek.
K0ntol Rahmat kembali tegak, dan terasa begitu nikmat di dalam mulut Lia.
“mmm…mmm…slruup…mmm…Lucu ya burung kamu dek..mmm”,
“geli kak, uuuh, mmmf”. Setelah puas menikmati burung mungil milik Rahmat, Lia duduk dan membuka selangkangannya..
“Rahmat, sini, liat nih, lubang aku..”,
“Lubang apa nih kak? Kok basah dan terbuka?”,
“Sini deketan, kamu pegang aja…” Rahmat menempelkan jari jarinya ke atas bibir memek Lia, terasa ada bulu bulu halus di sekitar lubang itu.
“ lucu ya kak, wah, itu ada apa yg kayak kelereng?” Rahmat mencubit klitoris Lia.
“Aaaah! Nakal Rahmat, tau aja sih kamu”,
“Maaf kak, itu nggemesin soalnya”,
“Hehe, jilatin sekalian deh lubang aku dek”,
“Emang enak ya kak?”,
“Enak, airnya minum sekalian, enak itu” Rahmat menurut lagi, Kepalanya melesat ke selangkangan Lia.
Mulutnya sudah menempel di lubang itu, dan lidahnya masuk kedalam. Rahmat langsung menyedot nyedot lubang itu, dan memang ia merasakan air dalam lubang itu cukup berbeda.
“mmm…mmm…slruup..mmm… Airnya asem asem gimana gitu…”,
“Aaahn, iya terusin dek, kayaknya kamu haus..ooooh” Rahmat memang tampak haus sekali, segera saja lidahnya bergerak menjilati dinding memek Lia, sambil menikmati cairan berlendir dalam lubang itu.
Lia merem melek sambil memegangi kakinya, saat Rahmat sibuk menggerakkan kepalanya dan menikmati memek basah Lia.
“Rahmat, udah ya, kamu lepas pakaian kamu semua”,
“Ngapain kak?” ,”Udaah, biar cepet selesai permainannya” Rahmat melepas pakaiannya.
Lia lalu kembali tidur di atas kasur, sambil membuka selangkangannya.
“Rahmat, burung kamu masih berdiri kan?”,
“Iya ini kak”,
“Masukin ke lubangku yach”,
“Bisa ya kak?”,
“BIsa dong, nikmat loh ntar” Rahmat menurut, dan cepat saja k0ntol mungil Rahmat tenggelam dalam memek basah Lia, walau tdk mengisi penuh memek sempit itu.
“Aaahn! Geli deh sama burung kecil kamu”,
“hangat ya lubangnya kak Lia”,
“Kamu gerakin maju mundur dong dek, uuuh” Rahmat menggerakkan k0ntolnya maju mundur dalam lubang itu, tentu adegan persetubuhan antara seorang wanita dengan anak kecil ini jarang terjadi.
Rahmat mempercepat gerakan k0ntolnya menusuk memek basah Lia, karena ia merasa burungnya tak begitu sulit untuk bergerak keluar masuk.
“Aaaahn…mmmf…uuuh…oooh… terus dek…sssh…ooouuh” Rahmat memeluk erat tubuh Lia, kepalanya menempel di atas toket montok yg bergoyang itu.
K0ntolnya masih bergerak terus, diiringi suara desahan indah Lia dan suara tabrakan tubuh mereka berdua. Rahmat tdk sadar sudah menyetubuhi perempuan yg lebih tua darinya, dan tentu saja ia senang senang saja. Beberapa menit tak berhenti k0ntol Rahmat mengobok obok memek Lia.
“Kak Lia, Aku mau kencing lagi, aah!” Creett creet creet, Rahmat mengisi lubang memek Lia.
Setelah itu Rahmat tergeletak kelelahan di sebelah Lia. Lia lalu berdiri, dan mani Rahmat menetes keluar dari lubang memek itu tanpa ada bercak merah, sepertinya keperawanan Lia tdk hilang.
“Makasih ya dek, udah mau maen sama kakak”,
“Iya kak, aduh sampe lemes”,
“Aduh kaciaan, Sini sini aku peluk…” Lia lalu memeluk erat tubuh Rahmat di atas kasur itu.
“Seru permainannya kak, hehe”,
“Iya dong, hehe, puting aku emut lagi aja dek, biar kamu cepet tidur juga”.
Puting Lia kembali dikenyot Rahmat, sambil tampak dalam pelukan anak sd yg lelah itu mulai tertidur. Lia tersenyum karena hari itu ia mengalami sesuatu yg tak terlupakan sepanjang hidupnya.
0 Komentar