Maniak seks 


Cewek ABG ini namanya Anggie, dia cewek yang cantik dan tinggi tapi bodynya tidak terlalu sexy soalnya toketnya kecil. Aku memang suka toket gede. Anggie bersekolah di Jerman tapi baru saja pindah ke sebuah SMA International di Bali, umumnya cewek bule yang sudah menginjak umum 17 tahun, mereka diberikan ijin pacaran oleh orang tuanya, seperti juga si anggie, dia punya pacar teman sekelasnya bernama Rio, sepertinya anak ini keturuan indo juga.

Suatu hari Bos ku, Bu Fika dan kedua anaknya yang masih bocah pergi berlibur ke bandung, tinggalah si Anggie yang tidak ikut karena harus sekolah. Hingga di rumah bos hanya ada aku, anggie dan tiga orang pembantu yang berasal dari jawa.

Seperti yang lalu lalu aku ditugaskan menginap di rumah bos bila bos pergi, jadi hari itu aku tidur di rumah bos. Memanfaatkan kesempatan rumah sepi, si Rio cowoknya Anggie datang apel sore itu, seperti layaknya orang pacaran, mereka bercengkrama di ruang tamu, lalu pindah ke pinggir kolam berenang di belakang rumah.

Aku awalnya asik menonton TV di garase mobil dan tidak menghiraukan mereka berdua yang sedang dimabuk asmara. Entah karena apa, tiba – tiba aku ingin membuat kopi di dapur belakang. Saat di dapur aku mendengar desahan erotis, kulebarkan telinga sambil mengendap – endap mencari sumber suara itu. Ternyata suara itu berasal dari sebelah gudang yang berdekatan dengan dapur.

Aku sebenarnya tahu, itu pasti ulah anggie dan rio, cuma karena jahil aja, aku lantas pergi ke gudang itu. Mataku tebelalak saat aku melihat mereka berdua sedang bercinta diatas tumpukan kardus – kardus. Anggie dan Rio terkejut melihat kedatangannku, dengan tergesa – gesa mereka mengenakan pakaian kembali. Lalu dengan muka pucat Rio pamit pulang.
Anggie pun begitu, dia dengan pucat pasi memohon agar aku tidak melaporkan hal ini ke bapaknya. Anggie terus memohon sambil mengajak aku ke kamarnya. Hal ini dia lakukan agar pembantu yang lain tidak mendengar pembicaraan kami.

Dalam kamar anggie menawarkan sejumlah uang. Aku yang dari awal memang tidak ada niat untuk melaporkan kenakalan mereka, menolak dengan halus tawaran ini. Anggie menangis tersedu – sedu dan berkata jujur kalau hal ini sering dia lakukan saat rumah kosong.

Saat aku menolak tawaran uang, tak kusangka anggie menawarkan kemolekan tubuhnya sebagai kompensasi tutup mulut. Untuk tawaran yang satu ini, aku pun jadi ragu, ingin rasanya menikmati kemolekan tubuh anggie, tapi aku takut kalau ketahuan pembantu yang lain. Akhirnya kami sepakat untuk bercinta saat pembantu yang lain sudah tidur.

Tepat pukul dua lewat 15 menit, aku perhatikan semua pembantu sudah tertidur lelap dikamarnya masing – masing. Aku pun bergegas ke kamar atas, kamarnya si anggie. Kamar itu terkunci, tapi saat aku gedor perlahan, ternyata di anggie belum tidur, matanya sembab karena menangis.


Bersama Selingkuhan Ditengah Acara Ultah Anakku


Saat itu juga aku peluk dia dan yakinkan dia kalau aku tidak akan melaporkan kejadian sore tadi ke orang tua dia, si anggie pun balas memeluk dan sesenggukan di dadaku. Selanjutnya aku menagih janji dia.

Dia ternyata tidak bohong, dia memenuhi janjinya, kami pun bercinta. Awalnya terasa agak hambar, mungkin karena dia masih shock atas kejadian sore tadi. Tapi saat bercinta untuk kedua kalinya, anggie mulai merasakan kenikmatan, setidaknya terlihat dari ekspresi wajahnya yang memerah dan genggaman tangannya yang erat mencengkram lenganku.

Walau aku akui anggie bukanlah pasangan bercinta yang baik, ini mungkin karena dia kurang pengalaman. Namun menikmati kemolekan tubuhnya bagaikan mimpi di siang bolong. Sampai hari ini kami rutin bercinta, terutama bila rumah kosong di tinggal bos pergi.
Kadang anggie sendiri yang meminta bercinta walau lebih banyak aku yang memintanya.

Mungkin anggie merasakan nikmatnya bercinta denganku yang sudah berpengalaman. END