Kejadian itu terjadi 3 tahun lalu ketika aku mengadakan sebuah hajatan buat anakku yang lagi disunat. Kami memang menggelar acra yang sangat meriah. Siangnya diisi dengan sisingaan dan malamnya diisi dengan pagelaran wayang golek. Kami sengaja mengundang lurah ***** ( sebut saja ki Jaya ). Umurnya sekitar 60an tapi dia masih bugar. Maklum lah seorang dalang pasti memiliki banyak kegiatan baik rohani maupun jasmani.
Sekitar pukul 8 malam pagelaran wayang pun dimulai. Banyak penonton yang hadir saat itu. Lakonnya pada saat itu berjudul Bambang Gundayitma. Aku sih gak terlelu mengerti denagn wayang. Tapi ya sekedar menonton aku ikutin aja, pagelaran berlangsung kurang lebih 6 jam. Sekitar pukul 2 subuh pagelaran usai dan para penonton berangsur pulang. Keadaan dirumahku memang banyak orang yang sekdar bantu-bantu di rumah. Ya kami memang lelah tapi mau bagaimana lagi soalnya aku yang punya hajat jadi masi8h banyak yang harus kami selesaikan.
Ternyata Ki Jaya juga cukup kelelahan. Maklumlah dia menggelarkan wayang sekitar 6 jam. Mungkin pegel-pegel terasa di sekujur tubuhnya. Kami menawarkannya untuk tidak langsung pulang dan menginap saja di rumah kami. Dia pun menyetujuinya smentrara rombongannya pulang. Aku menyiapkan kamar sementara suamiku masih menemani para tamu terdekat sambil minum kopi.
Ketika aku mengantar Ki Jaya ke kamarnya. Tiba-tiba dia berkata “ Lis kamu seneng dengan pagelaran bapak?”
“iya pak, bagus sekali pertunjukannya.” Jawabku
“kamu temani bapak ya?” katnya lagi
Aku sempat heran dan kurang mengerti dengan perkataanya. Aku Cuma tersenyum dan bergegas pergi. Kemudian Ki Jaya memngang tanganku. “gak apa-apa Lis!” ujarnya penuh arti.
“apa pak?” tanyaku agak takut.
“bapak Cuma minta pijitin soalnya badan bapak pegel-pegel semua.” Jawabnya
Aku Cuma tertunduk soalnya aku malu sekaligus takut.
“ ya udah kamu minta tolong sama sapa aja, bapak pegel nih biasanya habis pentas langsung dipijitin ma istri.!” Ujrnya lagi.
Mendengar hal demikian, ketakutan dan kecurigaanku serentak hilang. Dan akupun bersedia untuk memijitnya. Akupun masuk ke kamarnya dan Ki Jaya menutup pintu.
“udaranya dingin” katanya.
Akupun duduk di sampingnya diatas ranjang di kamr yang biasa ditempati anakku. Tiba-tiba Ki Jaya melepas baju dan celananya. Aku hanya terdiam dan sedikit malu.
“aduh capek banget Lis nih rasanya pegel banget tangan bapak.” Katanya lagi.
Aku hanya mengangguk dan segera mengambil lotion milik ankku dan mengoleskannya ke tangan dan tubuh Ki Jaya yang hanya mengenakan kaos oblong dan celana pendek. Tubuhnya memang kekar dan kulitnya memang agak hitam. Kumisnya cukup tebal dan rambutnya keriting. Sepertinya dia menikmati pijatanku. Apalagi kata suamiku kalo tanganku sangat lembut.
“ Lis ke pinggang ya!” katanya
Akupun mulai turun ke bawah ke arah pinggangnya. Tiba-tiba tanganku sakit mungkin karena pegal memijit Ki Jya.
“kenapa Lis?” tanyanya
“nggak ini pak, tangan lilis agak sakit” jawabku
“coba bapak lihat” jawabnya sambil meraih tanganku. Dia mengusap dan memijit pelan tanganku namun penuh arti. Sesekali dia mengusap lengan dengan alasan tradisional.
“ Lis kamu cantik ya!”
Hilang Keperawananku Saat Menstruasi
“tapi pak, jangan pak ah” aku sedikit berontak tapi tak berani berteriak karena takut terjadi apa-apa nantinya.
“ gak apa-apa Lis, ayo buka pakaianmu!” perintahnya
“aku takut pak.” Jawabku memlas
“sebentar aja lias, ayo!”
Akupun terdiam entah kenapa. Ki Jaya pun mulai memngeryangi tubuhku dan tubuhnya mulai menindihku. Terasa penisnya yang keras mengganjal tepat di atas vaginaku. Aku berdiam diri saja dengan apa yang dilakukan Ki Jaya dengan diriku.
“lis bapak ga mau lama-lama, buka baju kamunya dong, entar keburu suamimu kesini!” perintahnya
Akupun segera mebuka pakainaku, entah kenapa aku mau aja. Mungkin aku emmang sudah agak lama ga bertempur di atas ranjang dengan suamiku karena kesibukan kami mempersiapkan acara hajatan. Kami sibuk mebuka pakaian kami sampai akhirnya kami telanjang bulat. Segera Ki Jaya meraihku dan memeluku kuat-kuat. Rupanya dia sangat bergairah.
“Pak, ciuman dong!” pintaku tanpa sadar
“manggilnya mas aja lis!” jawabnya seraya menciumi wajah dan bibirku.
Tangan kannya meremas pantatku sedangkan tangan kirinya memelukku dari pinggang. Akupun tak tinggal diam. Aku pegang penisnya yang besar dan ku kocokkan secara cepat. Sesekali bibirnya menciumi payudaraku dan menekan-nekan penisnya ke vaginaku yang sudah basah.
“kamu pernah selingkuh lis?” bisiknya
“belum mas, ahh” jawabku sedikit mengerang
Kemudian dia menghentikan gerakannya dan memegang penisnya dan segera mengarahkannya ke vaginaku.
“bentar mas, jilat dulu dong memekku. Ntar aku sepong kontol mas.” Pintaku berbisik.
Dia pun terlihat senang mendenagr pintaku dan langsung menciumi dan menjilati vaginaku. Lima menit kemudian aku menyepongnya dan dia mengelus-elus rambutku.
“enak Lis…” desahnya
Aku tak sadar betapa gilanya permainanku dengannya. Padahal ini dilakukan di rumahku, dimana ada suami dan banyak orang di luar.
Desahan demi desahan kami suarakan dan saling bertsahutan.
“mas masukin sekarang lah.”
Kataku dan segera dia memasukan penisnya ke vaginaku. Vaginaku memang suadah tak sempit lagi, tapi penis Ki Jaya sangat besar sehingga sulit untuk amsuk. Kami butuh waktu sekitar 5 menit untuk melancarkan pengeboran kami.
“ahhhh mas ahhhh” desahku
“lis terus lis, biar kedenger sama suami kamu” jawabnya
“iya mas. Aduh mas dadang, aku diewe sama lurah bejad nih mas, tolong mas gak nahan nikmatnya.” Rintihku
Ki Jaya hanya tersenyum dan sesekali mencium dan menjambak rambutku. Permainan kami berlangsung sekitar 20 menit sampai akhirnya kami sampai pada puncak kenikmatan kami.
“agggrgrrhhhhhhhhh…..” gumamnya
Kami saling melepaskan siraman kenikmatan.
Ladangku yang sempat tandus akhirnya disirami lurah yang perkasa ini.
0 Komentar